Sejarah Desa

SEJARAH/ASAL USUL DESA RANDUGADING

 

II.1.1. Asal Usul Nama Desa RANDUGADING

Desa Randugading terdiri dari empat Dusun  yaitu Dusun Baran, Dusun Rambaan, Dusun Srigading, dan Dusun Ngembulsari. Berdasarkan cerita rakyat pada masa terdahulu sebelum bernama Desa Randugading, konon masing–masing Dusun mempunyai cerita/sejarah sendiri-sendiri

Dusun Baran adalah daerah dataran yang paling tinggi dari dusun yang lain, dimana daerah ini tanahnya sangat subur hampir segala buah-buhan dan rempah-rempah tumbuh subur diasana, selain itu daerah ini dikenal dengan nama taman buah dan bunga karena hampir sepanjang jalan ditumbuhi pohon aneka buah terutama pohon nangka dan pohon Randu, daerah ini jauh dari pusat Pemerintahan (Krajan) sehingga dinamakan baran yang berarti paran (Jauh), sedangkan bedah kerawang (babat alas) dusun Baran ini dilakukan oleh seorang sakti bernama Mbah Raminten.

Dusun g Krajan adalah Kerajaan yang mempunyai arti daerah pusat Pemerintahan Desa yan berlokasi ditengah-tengah antara Tajinan dan Sumbersuko, dahulu krajan ini rute awal bedah kerawang (babat alas) yang dilakukan oleh Mbah Rejo.

Dusun Srigading adalah merupakan daerah rendah tanahnya sangat subur hampir semua jenis buah-buahan tumbuh subur disana terutama jeruk, mangga, jambu air, nangka, durian, pisang dll, sedangkan bedah kerawang (babat alas) dusun Srigading ini juga dilakukan oleh Mbah Sri Siti Sundari.

Dusun Ngembulsari adalah daerah yang lebih rendah dari dusun Rambaan, area ini tumbuh pohon Randu yang sangat besar dan rindang, dibawahnya terdapat mata air (Umbulan) yang keluar dari rimbunan (pohon Randu), sumber ini juga mengalir deras tak pernah surut dan tidak keruh, dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya, sedangkan bedah kerawang (babat alas) dusun ngembulsari ini dilakukan oleh Mbah Ratu Santi

Dari data diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pelaku bedah kerawang (Babat alas) dilakukan oleh beberapa tokoh dibawah ini dengan tugas sebagai berikut:

  1. Mbah Raminten melakukan bedah kerawang (Babat alas) meliputi dusun Baran.
  2. Mbah Rejo melakukan bedah kerawang (Babat alas) meliputi dusun Rambaan.
  3. Mbah Sri Siti Sundari melakukan bedah kerawang (Babat alas) dusun Srigading.
  4. Mbah Ratu Santi melakukan bedah kerawang (Babat alas) dusun Ngembulsari.

 

Sedangkan nama Desa Randugading diambil dari banyaknya pepohonan ditemui hampir disepanjang jalan tumbuh subur, tanaman tersebut adalah pohon Randu dan Kelapa Gading, maka para tokoh bedah kerawang bersama masyarakat saat itu bersepakat mempersatukan empat dusun tersebut menjadi satu nama yang besar dan berkah, maka para tokoh dan masyarakat berkumpul dengan memohon rodlo Alloh Swt,  mendeklarasikan  Nama dari kumpulan dusun itu diberi Nama Desa Randoegading kemudian disesuaikan dengan ejaan baru yang disempurnakan (EYD) “Desa RANDUGADING” artinya Desa (tempat) yang mendatangkan ketentraman, kebahagiaan, keharmonisan, yang selalu mendapatkan berkah, ridlo  dan lindungan dari Alloh Swt (amiin).   

 

Dimasa penjajahan masyarakat desa RANDUGADING sangat kompak, bersatu dalam berjuang melawan penjajah Belanda saat itu, dimana dalam perjuangan tersebut dipimpin oleh 2 orang TNI-AD bernama Bapak COKRO berasal dari Singosari, dan Bapak HAMID RUSDI dari Blitar, beliau berdua berdomisili di dusun Genegan hingga mencapai Kemerdekaan RI

 

Selengkapnya Disini SEJARAH DESA RANDUGADING LENGKAP